Kunci Sukses Bisnis ISP

SECARA MIKRO, kunci keberhasilan ISP terletak pada seberapa tinggi kualitas kemampuan perushaan dalam melakukan konvergensi terhadap tiga aspek utama. Yaitu : Computing, Comunication, dan Content….

*      Computing, Menekankan bahwa computer merupakan otak atau pusat teknologi dari sebuah perusahaan ISP karena seluruh sumber daya yang ada dikendalikan oleh mesin pintar ini. Semakin banyak jumlah pelanggan dan semakin beragamnya jenis pelayanan yang ditawarkan, semakin kompleks, besar, dan mahal spesifikasi computer yang harus dimiliki.

*      Comunication, yang menekankan keseberapa luas jangkuan pelayanan dan beberapa cepat akses koneksi ke internet. Jika factor luas jangkuan ditentukan oleh cakupan geogerafis, ketika ISP dapat diakses oleh pelanggan, kecepan akses koneksi akan sangat bergantung pada besarnya bandwidth  dan peralatan komunikasi terkait lainnya ( seperti : Router dan Modem) .

*      Ini merupakan aspek terakhir yang sangat menentukan jatuh bangunnya bisnis ISP adalah Content. Content didefinisikan sebagai entitas yang dipertukarkan dan diperjualbelikan oleh komunitas melalui koneksi internet. Jika pada beberapa tahun yang lalu content hanya dipresentasikan melalui bit-bit dalam format teks dan gambar (Image), dewasa ini telah berkembang menjadi audio, dan video. Integrasi antara data dalam format teks, gambar, audio, dan video inilah yang melahirkan konsep multimedia yang kelak akan menjadi kebutuhan manusia sehari-hari yang dapat diakses secara online dan realtime didunia maya (cyber space).

SECARA MIKRO, factor yang relevan untuk dianalsis dan menjadi bahan pertimbangan adalah kecendrungan arah atau trend industry telekomunikasi didunia. Perkembangan internet diamerika dapat maju secara pesat karena biaya hubungan telepon lokal dan pembayaran listrik telah mencapai tingkat flat rate ( pelanggan membayar biaya tetap perbulannya terlepas dari berapa lama mengkomsumsi pulsa telepen dan listrik ). Dengan kata  lain, secara tidak langsung pulsa telepon lokal telah menjadi “Publick goods” bagi masyarakat. Tentu saja pelanggan akan memeilih untuk  melakukan koneksi ke internet melalui infrastruktur telekomunikasi yang telah  dimilikinya saat ini karena selain telah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka, biaya pun “Gratis”. Untuk hubungan multimedia, sementara ini mereka harus membayar sejumlah biaya terlebih dahulu. Namun, biaya ini akan turun secara perlahan-lahan, sesuai dengan strategi pemerintah terhadap seluruh jenis infrastruktur, sampai pada akhirnya nanti mencapai tahapan flat rate . di Indonesia, keadaan yang terjadi terbalik. Biaya telepon semakin lama semakin naik sehingga “ samapai kapan pun” masyarakat tidak akan pernah menikmatinya secara “gratis” atau paling tidak dengan biaya yang sangat murah. Keputusan masyarakat untuk mulai mencoba-coba menggunakan VoIP ataupun teknologi internet terkait lainnya sebenarnya tidak saja merupakan dampak dari kemajuan teknologi yang sulit untuk dibendung, tetapi lebih merupakan manifestasi terhadap “ketidak berdayaan” industry telekomunikasi nasional dalam menghadapi eraglobalisasi. Satu hal yang harus diingat, ketika pada saatnya nanti konsep perdagangan bebas telah diimplementasikan, batasan Negara tidak akan menjadi relevan lagi. Tidak mustahil terjadi, para pelanggan ditanah air, baik individu maupun perusahaan, nantinya akan lebih memilih ISP-ISP dari Singapura, Malaysia, Hongkong, atau bahkan Brunei Darussalam karena selainn mereka memiliki infrastruktur Computing, Comunication, dan Content yang lebih andal, produk dan layanan yang mereka tawarkan juga jauh lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat (cheaper, better, dan faster ).

JADI….mau tidak mau, suka tidak suka, kinerja industry ISP di Indonesia pada saat ini akan sangat bergantung pada regulasi pemerintah. Tidak peduli apakah Telkom dan Indosat akan tetap mendapatkan hak eksklusivitas dari pemerintah atau sebaliknya, pemerintah akan menerlurkan deregulasi yang mengizinkan pemain-pemain baru untuk masuk di industry telekomunikasi. Sejauh masyarakat dapat memperoleh akses ke Internet dengan harga yang sangat murah, pada saat itu pula perusahaan lokal ISP siap berkompetisi dengan pemain Global lainnya. Ketika pada saatnya nanti aspek Computing dan Communication telah menjadi “public goods”, persaingan hanya akan terletak pada unsure Content. Saat itulah kreativitas perusahaan ISP diuji karena bisnis content berarti bisnis kreativitas dan packaging, sesuatu yang menjadi kelemahan besar bangsa Indonesia saat ini adalah : “ we have to become content produsers instead of content consumers…

No comments:

Post a Comment

Jangan Buang Kesempatan anda untuk membeli produk-produk berkualitas dan terpercaya hanya di AMAZOM